PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN TENAGA
KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMIKABUPATEN/ KOTA
DI PROVINSI BALI
Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi1
Drs. I Nengah Kartika, M.si2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: arviveteriyanthi@yahoo.com
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara-negara yang
sedang berkembang. Pembangunan ekonomi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang
sudah direncanakan setiap tahunnya dari kinerja ekonomi di suatu negara atau daerah tertentu.
Pada skala perekonomian makro pertumbuhan ekonomi diukur melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan
bertambah, tingkat pendapatan meningkatkan, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin
tinggi,sehingga dibutuhkanpenyediaan infrastruktur yang lebih banyak oleh pemerintah, taraf
pendidikan semakin tinggi dan penggunaan teknologi semakin meningkat.Tujuan Penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta, tenaga kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali.Penelitian ini menggunakan data
panelselama lima tahun pada sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali sehingga menghasilkan
empat puluh lima observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi
linier berganda.Hasil penelitian yang di peroleh yaitu pengeluaran pemerintah, investasi swasta
dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi
Bali. Variabel yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten/Kota di
Provinsi Bali adalah Pengeluaran Pemerintah.
Kata kunci:Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta, Tenaga Kerja
ABSTRACT
Economic development is one of the main goals for countries that are developing.
Economic development will facilitate economic growth that has been planned for each year in
the economic performance of a country or region. At the macro-economic scale of economic
growth measured by Gross Domestic Product (GDP). The implications of this development is
expected to be increased employment opportunities, income level increases, and the prosperity of
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
562
society is becoming increasingly high, so we need more greater infrastructure by the
government, the higher the level of education and the use of technology is increasing. The
purpose of this study was to determine the effect of government spending, private investment,
labor to economic growth districts / cities in the province of Bali. This study uses panel data for
five years in nine districts / cities in Bali resulting in a forty-five observations. The technique
used in this study linear analysis. Research results obtained are in government spending, private
investment and employment simultaneously affect the economic growth and partially positive
and significant impact on economic growth the district / city in the province of Bali. The most
dominant variable affecting economic growth districts / municipalities in the province of Bali is
the Government Expenditures.
Keywords: Economic Growth, Government Spending, Private Investment, Labor
PENDAHULUAN
Pembangunan Ekonomi merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya. Salah satu sasaran pembangunan nasional Indonesia
adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan, termasuk
didalamnya pemerataan pendapatan antar daerah, sebagai implikasi dari perkembangan ini
diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkatkan, dan
kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi,sehingga dibutuhkanpenyediaan infrastruktur
yang lebih banyak oleh pemerintah, taraf pendidikan semakin tinggi dan penggunaan teknologi
semakin meningkat (Sukirno, 2006: 3).
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara-negara yang
sedang berkembang, pembangunan ekonomi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang
sudah direncanakan setiap tahunnya dari kinerja ekonomi di suatu negara atau daerah tertentu
(Hendrin, 2006). Pada skala perekonomian makro pertumbuhan ekonomi diukur melalui Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) yang pada dasarnya ada dua pendekatan besar dalam
menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pendekatan pertama adalah pendekatan sisi
penawaran seperti model neo klasik, penekanan dari model neo klasik adalah menekankan
E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015
563
pengaruh dari fakto-faktor penawaran yang meliputi pertumbuhan angkatan kerja, pertumbuhan
stok modal dan teknologi.Pendekatan kedua adalah pendekatan sisi permintaan, yang
menekankan permintaan eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, seperti
permintaan investasi,konsumsi, ekspor dan impor (Amstrong 1993).
Salah satu indikator keberhasilanpelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolak
ukur secara makro ialah pertumbuhanekonomi yang dicerminkan dari perubahan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dalamsuatu wilayah.Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah menandakan semakin baikkegiatan ekonomi di peroleh dari laju pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan (Todarodan Smith, 2004).Variabel pengeluaran pemerintah,
investasi swasta dan tenaga kerja merupakan faktor penentu laju pertumbuhan ekonomi di suatu
daerah. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan produksi barang danjasa, yang
antara lain diukur dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) (Lukman, Ghozali,
2003). Kemudian yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah adalah adanya
permintaanbarang dan jasa dari luar daerah.Pertumbuhan ekonomi berdampak pada peningkatan
pendapatan perkapita, yang ditunjukkan oleh angka pada PDRB atas dasar harga konstan 2000
yang merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan (BPS, 2009:531).
Variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pengeluaran pemerintah
daerah, merupakan cerminan dari kebijakan fiskal dan menjadi salah satu instrumen pemerintah
yang mempengaruhi jalannya perekonomian (Rikwan,Paidi, 2010). Pengeluaran belanja rutin
diidentikkan sebagai pengeluaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan rutin sehari-hari
pemerintah dalam menjalankan tugas kepemerintahan yang ada setiap tahun (Mardiasmo, 2002:
66). Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode tertentu
tergantung pada banyak faktor yaitu, jumlah pajak yang akan diterima, tujuan-tujuan kegiatan
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
564
ekonomi jangka pendek, pembangunan ekonomi jangka panjang, dan pertimbangan politik dan
keamanan (Sukirno,2006:168).
Selain peran pemerintah, peran swasta juga di perlukan untuk mendorong laju
pertumbuhan ekonomi tersebut seperti akumulasi modal swasta yang secara langsung memiliki
nilai investasi dan output yang besar sehingga dapat mendorong meningkatkanya pendapatan
masyarakat (Raharjo, 2006). Penanaman modal adalah langkah awal kegiatan pembangunan
yang merupakan salah satu kegiatan strategis untuk memacu pembanguanan dan mendorong
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi, atau marak lesunya pembangunan (Dumary,1996).
Investasi merupakan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa
yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2006 :121). Faktor utama yang menentukan tingkat
investasi yaitu : tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, tingkat suku bunga,
ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan
nasional dan keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan untuk melihat laju pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah (Sukirno,2006:122).
Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi
adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan
pembangunan yang dilaksanakan,akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau
proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk (output)
dan pendapatan di kemudian hari (Sayekti, 2011). Menurut Zaris (1987) investasi swasta sangat
berperan penting dalam pola pembangunan daerah dalam mengembangkan sektor-sektor yang
ada di suatu daerah tertentu.
E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015
565
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), mengindikasikan besarnyapenduduk usia
kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah, TPAK diukur sebagai persentase
jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja, indikator ini menunjukkan besaran
relatif dari pasokantenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang
danjasa dalam suatu perekonomian (Lasmini, Sahib,2012).
Jumlah penduduk yang cukup dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki skill
akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tertentu. Dari jumlah
penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu meningkatkan jumlah angkatan kerja
yang tersedia, pada akhirnya akan mampu meningkatkan produksi output di suatu daerah
(Rustiono, 2008). Berikut data tingkat partisipasi angkatan kerja yang dilihat dari kondisi
ketenagakerjaan kabupaten/kota di Provinsi Bali yang di sajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Bali Kabupaten Kota Periode
2008-2012 (%)
Kabupaten/kota
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Jembrana 74,7 72,32 73,33 77,65 78.16
Tabanan 76,8 76,05 75,65 77,44 80.10
Badung 75,6 75,47 76,65 76,38 75.94
Gianyar 77,7 79,38 77,16 75,35 74.50
Klungkung 80,9 79,90 83,31 75,69 76.01
Bangli 84,4 82,41 84,15 78,98 88.19
Karangasem 85,8 83,12 80,92 76,65 83.29
Buleleng 77,3 80,15 76,21 76,10 77.75
Denpasar 74,1 74,01 76,41 75,88 70.48
Bali 77,9 77,82 77,38 76,45 76.97
Sumber : BPS Provinsi Bali,2013
Tingkat partisipasi angkatan kerja setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali mengalami
fluktuasi dan memiliki perbedaan yang sangat signifikan dilihat dari 5 tahun terakhir ini. Seperti
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
566
tahun 2012 presentase tertinggi terjadi pada Kabupaten Bangli sebesar 88,19 persen dan
presentase terendah terjadi pada Kota Denpasar sebesar 70,48 persen yang dilihat dari kondisi
ketenagakerjaan kabupaten/kota di Provinsi Bali periode 2008-2012.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :
1). Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja
secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota di Provinsi Bali. 2). Untuk
mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan kenaga kerja secara parsial
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota di Provinsi Bali.3). Untuk mengetahui variabel
yang berpengaruh secara dominan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota di Provinsi
Bali.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan pada kabupaten/ kota di Provinsi Bali. Objek penelitian
dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi kabupaten/ kota di Provinsi Bali.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka-angka yang dapat diukur dengan satuan hitung (Sugiyono, 2007:13). Data
kuantitatif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pengeluaran pemerintah,
investasi swasta dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/ kota di Provinsi
Bali. Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Menurut Sugiyono
(2007:129) data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain atau lewat dokumen. Data
dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalahobservasi non
partisipanyaitu teknik pengumpulan data dengan observasi/pengamatan dimana peneliti tidak
E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015
567
terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,2007:139). Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, mempelajari uraian-uraian dari
buku-buku, skripsi, artikel, serta melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan ekonomi setiap
kabupaten/kota di Provinsi Bali melalui data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi
Bali untuk mengukur variabel yang akan dipergunakan sebagai sampel dalam penelitian.
Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan uji simultan (F-test) dan uji
parsial (t-test) untuk mengetahui pengaruh antar variabel.Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas dan uji
autokorelasi.Penelitian ini dilakukan pada kabupaten/kota di Provinsi Bali dengan menggunakan
data panel selama 5 tahun pada 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali sehingga menghasilkan 45 (
empat puluh lima) observasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif, yaitu analisis yang bersifat objektif dengan berdasarkan pada data yang berupa
angka-angka. Alat Analisis yang digunakan yaitu analisis linier berganda.
Adapun persamaan regresi yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + €i.................................................................. (1)
Keterangan:
Y = Pertumbuhan Ekonomi
X1 = Pengeluaran Pemerintah
X2 = Investasi Swasta
X3 = Tenaga Kerja
β0 = Konstanta
β1 – β3 = Koefisien regresi
€i = error term
i = cross section
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
568
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok. Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yaitu Pulau Bali sebagai pulau terbesar, Pulau
Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan (terletak disekitar kaki Pulau Bali) dan
Pulau Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali (Profil Provinsi Bali, 2004).Bali
terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni dan kebudayaan. Provinsi
Bali memiliki luas wilayah yang secara keseluruhan sebesar 5.636,66 km2 atau 0,29 persen dari
luas kepulauan Indonesia, terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota, yang meliputi Kabupaten
Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng dan Kota
Denpasar. Kesembilan kabupaten/kota tersebut, Kabupaten Buleleng memiliki luas terbesar
1356,88 km2 atau 24,23 persen, dari luas Provinsi Bali diikuti oleh Kabupaten Jembrana,
Kabupaten Karangasem kemudian Kabupaten Tabanan.
1) Analisis Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel pengeluaran
pemerintah (X1), investasi swasta (X2), dan tenaga kerja (X3) terhadap pertumbuhan ekonmi (Y)
kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012. Setelah dianalisis menggunakan SPSS maka
persamaan regresi sebagai berikut :
Yit = 2,241 + 9,188X1it + 6,585X2it + 0,030X3it
SE = (0,000) (0,000) (0,14)
thitung = (2,303) (2,222) (2,177)
Sig = (0,026) (0,032) (0,035)
R2 = 0,610
Fhitung= 23,951 Sig = 0,000
E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015
569
2). Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini memperoleh hasil temuan bahwa
variabel – variabel penelitian telah memenuhi syarat normalitas setelah diuji dengan program
SPSS for Windows. Uji normalitas bertujuan untuk menguji residual dari model regresi yang
dibuat apakah berdistribusi normal atau tidak (Suyana Utama, 2009:11). Cara mendeteksi
normalitas tersebut adalah dengan mengunakan Kolmogorow-Smirnov. Data dapat dikatakan
berdistribusi normal jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) < level of significant (α = 5%) (ghozali, 2011
: 160). Hasil perhitungan berdasarkan hasil uji normalitas dengan model kolmogorow-Smirnov
dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0.964 dimana dapat disimpulkan bahwa
data yang digunakan berdistribusi normal karena Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05.
Hasil Uji Multikolinearitas
Pada uji multikolinearitas terlihat hasil tidak terjadi gejala
multikolinearitasantarvariabelindependen dalammodelregresitersebutkarena nilai dari tolerance
dan VIFmasing-masingmenunjukkan nilai tolerance yang dimilikiseluruh variabel bebas lebih
besar dari 0,10 dannilaiVIFyangdihasilkan kurang dari 10. Berdasarkan hasil olahan SPSS
didapat nilai Tolerance untuk masing-masing variabel yaitu (X1) sebesar 0,270, investasi swasta
(X2) sebesar 0,265, dan tenaga kerja (X3) sebesar 0,956 ketiga nilai tersebut menunjukkkan hasil
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
570
tidak lebih dari 10 persensehingga dapat disimpulkan tidak ada gejala multikolinieritasdalam
model regresi tersebut.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi adanya korelasi antara data pada masa
sebelumnya (t-1) dengan data sesudahnya (t1). Model uji yang baik adalah terbebas autokorelasi.
Deteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji ini hanya digunakan untuk
autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam
model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel penjelas. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa du (1,67) < d (1,740) < 4-du (2,33), ini berarti Ho diterima yaitutidak ada
autokolerasi baik autokolerasi positif maupun negatif. Hasil
Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas didapatkan hasil bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas model regresi dalam penelitian ini karenaseluruh nilai signifikansi yang
diperoleh dari pengujian dengan metode Glejser diperoleh nilai α lebih dari 0,05 terhadap
absolute residual (Abs_Res) secaraparsial, sehingga layak digunakan untuk memprediksi
variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis SPSS dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai level of significant (0,05), dimana nilai tersebut berdasarkan masing-masing
variabel adalah pengeluaran pemerintah (X1) sebesar 0,272, investasi swasta (X2) sebesar 0,731,
dan tenaga kerja (X3) sebesar 0,136. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung gejala heteroskedastisitas.
E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015
571
Uji F ( Simultan)
Nilai F hitung (23,951) > F tabel (2,83) maka Ho ditolak, berarti pengeluaran pemerintah
(X1), investasi swasta (X2), dan tenaga kerja (X3) berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012.Nilai R2=
0,610 ini berarti bahwa 61,0 persen pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh variabel
pengeluaran pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja sedangkan sisanya sebesar 39,0
persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Uji t ( Parsial )
Pada Uji t variabel pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomimendapatkan
thitung= 2,303>ttabel= 1,683Ho ditolak yang berarti pengeluaran pemerintah berpengaruh positif
dan signifikan secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali
tahun 2008-2012.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahab,Lasmini
(2012) tentang pengaruh inflasi, jumlah tenaga kerja danpengeluaran pemerintah terhadap
petumbuhan ekonomi Bali, bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan
signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali periode 1998 – 2010.Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi merupakanindikasi timbulnya suatu perekonomian yang akan menambah
penerimaan.Menurut Susanti (2000), pengeluaran pemerintah akan meningkat seiringdengan
peningkatan kegiatan perekonomian suatu negara. Kaidah ini dikenaldengan hukum Wagner,
yaitu adanya korelasi positif antara pengeluaranpemerintah dengan tingkat pendapatan nasional,
sehingga hipotesis yangmenyatakan bahwa pengeluaran pemerintah secara parsial
berpengaruhsignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Bali adalah terbukti pada tingkat
keyakinan 95 persen.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
572
Investasi swasta berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadappertumbuhan
ekonomi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012 dengan mendapatkan hasil thitung
2,222 >t tabel= 1,683 yang berarti Ho ditolak. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukanSayekti Suindyah D (2011) yang berjudul Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja Dan
Pengeluaran Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timuryaitu dari hasil
analisis ini menunjukkan sebenarnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur itu masih sangat
tergantung dari besarnya jumlah investasi dari swasta atau asing yang masuk ke Jawa Timur ,
karena dengan semakin meningkatnya jumlah PMA yang masuk ke Jawa Timur ini berarti dapat
digunakan sebagai modal untuk menggerakkan perekonomian di Jawa Timur.
Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pertumbuhan
ekonomi(Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012dengan mendapatkan hasil thitung =
2,177 > t tabel = 1,683 yang berarti Ho ditolak. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sayekti
Suindyah D (2011) yang berjudul Pengaruh investasi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur yaitufaktor produksi manusia sifatnya
berubah-ubah. Nilai tenaga kerja yang dicerminkan dengan upah sangat dipengaruhi oleh
kualitas sumber daya manusia tersebut.Semakin tinggi kualitas tenaga kerja tersebut, maka
makin tinggi pula upah yang diterima, dan sebaliknya jika kualitas tenaga kerja tersebut rendah,
maka tingkat upah yang diterima juga rendah.
SIMPULAN DAN SARAN
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini :
1) Pengeluaran pemerintah (X1), investasi swasta (X2), dan tenaga kerja (X3) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali
tahun 2008-2012.
E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015
573
2) Dari hasil uji secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel pengeluaran pemerintah (X1),
Investasi swasta (X2) dan Tenaga Kerja (X3) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadappertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012.
3) Variabel pengeluaran pemerintah merupakan variabel yang berpengaruh dominan
dibandingkan dengan investasi swasta dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi
kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012 dengan nilai beta tertinggi yaitu 0,417
SARAN
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan maka dapat diajukan saran sebagai
berikut:Diharapkan Pemerintah Daerah secara bijaksana dalam mengalokasikan pengeluaran
pemerintah agar terciptanya pemerataan baik dalam pembangunan infrastruktur setiap daerah
maupun fasilitas-fasilitas publik seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan sehingga terciptanya
kesejahteraan masyarakat yang merupakan tujuan dari pembangunan dan Pemerintah Daerah
diharapkan mampu mengontrol dan mengalokasikan investasi (investasi swasta maupun investasi
pemerintah) secara merata untuk mendorong perkembangan sektor-sektor produktif pada
masing-masing daerah, perkembangan sektor-sektor ini akan meningkatkan penyerapan tenaga
kerja sehingga mampu mengatasi masalah pengangguran, disamping itu diharapkan melalui
perkembangan sektor-sektor tersebut akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada
masing-masing daerah.
REFERENSI
Adi Raharjo. 2006. Pengaruh Pengeluaran Pemerinah,Inestasi Swasta dan Angkatan Kerja
terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Tesis. Magister Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan.
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika]
574
Akai, Nobvo and Masayo Sakata. 2002. Fiscal Decentralization Contributes to Economics
Grotwh: Evidence From State Level Cross Section Data to The United States. Journal Of
Urban Economics. 52.PP93-108.
Amstrong, Harvey and Jim Taylor. 1993. Regional Economics and Policy. Journal
International.Prentice hall international Inc.
Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia Jakarta.BPS.
Dedi Rustiono. 2008. Analisis Pengaruh Investasi,Tenaga kerja, dan Pengeluaran Pemeerintah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah.Tesis.Univeersitas Diponegoro.
Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Cetakan ketiga.Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hendrin H.Sawitri.2006.Dampak Defisit Anggaran Terhadap Pertumb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar