Minggu, 21 Juni 2015

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMIKABUPATEN/ KOTA DI PROVINSI BALI

Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi1 Drs. I Nengah Kartika, M.si2 1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: arviveteriyanthi@yahoo.com 2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK
 Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara-negara yang sedang berkembang. Pembangunan ekonomi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang sudah direncanakan setiap tahunnya dari kinerja ekonomi di suatu negara atau daerah tertentu. Pada skala perekonomian makro pertumbuhan ekonomi diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkatkan, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi,sehingga dibutuhkanpenyediaan infrastruktur yang lebih banyak oleh pemerintah, taraf pendidikan semakin tinggi dan penggunaan teknologi semakin meningkat.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta, tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali.Penelitian ini menggunakan data panelselama lima tahun pada sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali sehingga menghasilkan empat puluh lima observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda.Hasil penelitian yang di peroleh yaitu pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali. Variabel yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten/Kota di Provinsi Bali adalah Pengeluaran Pemerintah. Kata kunci:Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta, Tenaga Kerja ABSTRACT Economic development is one of the main goals for countries that are developing. Economic development will facilitate economic growth that has been planned for each year in the economic performance of a country or region. At the macro-economic scale of economic growth measured by Gross Domestic Product (GDP). The implications of this development is expected to be increased employment opportunities, income level increases, and the prosperity of Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 562 society is becoming increasingly high, so we need more greater infrastructure by the government, the higher the level of education and the use of technology is increasing. The purpose of this study was to determine the effect of government spending, private investment, labor to economic growth districts / cities in the province of Bali. This study uses panel data for five years in nine districts / cities in Bali resulting in a forty-five observations. The technique used in this study linear analysis. Research results obtained are in government spending, private investment and employment simultaneously affect the economic growth and partially positive and significant impact on economic growth the district / city in the province of Bali. The most dominant variable affecting economic growth districts / municipalities in the province of Bali is the Government Expenditures. Keywords: Economic Growth, Government Spending, Private Investment, Labor

PENDAHULUAN
Pembangunan Ekonomi merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya. Salah satu sasaran pembangunan nasional Indonesia adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan, termasuk didalamnya pemerataan pendapatan antar daerah, sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkatkan, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi,sehingga dibutuhkanpenyediaan infrastruktur yang lebih banyak oleh pemerintah, taraf pendidikan semakin tinggi dan penggunaan teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2006: 3). Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara-negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang sudah direncanakan setiap tahunnya dari kinerja ekonomi di suatu negara atau daerah tertentu (Hendrin, 2006). Pada skala perekonomian makro pertumbuhan ekonomi diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang pada dasarnya ada dua pendekatan besar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pendekatan pertama adalah pendekatan sisi penawaran seperti model neo klasik, penekanan dari model neo klasik adalah menekankan E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015 563 pengaruh dari fakto-faktor penawaran yang meliputi pertumbuhan angkatan kerja, pertumbuhan stok modal dan teknologi.Pendekatan kedua adalah pendekatan sisi permintaan, yang menekankan permintaan eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, seperti permintaan investasi,konsumsi, ekspor dan impor (Amstrong 1993). Salah satu indikator keberhasilanpelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolak ukur secara makro ialah pertumbuhanekonomi yang dicerminkan dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalamsuatu wilayah.Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan semakin baikkegiatan ekonomi di peroleh dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (Todarodan Smith, 2004).Variabel pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja merupakan faktor penentu laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan produksi barang danjasa, yang antara lain diukur dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) (Lukman, Ghozali, 2003). Kemudian yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah adalah adanya permintaanbarang dan jasa dari luar daerah.Pertumbuhan ekonomi berdampak pada peningkatan pendapatan perkapita, yang ditunjukkan oleh angka pada PDRB atas dasar harga konstan 2000 yang merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan (BPS, 2009:531). Variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pengeluaran pemerintah daerah, merupakan cerminan dari kebijakan fiskal dan menjadi salah satu instrumen pemerintah yang mempengaruhi jalannya perekonomian (Rikwan,Paidi, 2010). Pengeluaran belanja rutin diidentikkan sebagai pengeluaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan rutin sehari-hari pemerintah dalam menjalankan tugas kepemerintahan yang ada setiap tahun (Mardiasmo, 2002: 66). Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode tertentu tergantung pada banyak faktor yaitu, jumlah pajak yang akan diterima, tujuan-tujuan kegiatan Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 564 ekonomi jangka pendek, pembangunan ekonomi jangka panjang, dan pertimbangan politik dan keamanan (Sukirno,2006:168). Selain peran pemerintah, peran swasta juga di perlukan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi tersebut seperti akumulasi modal swasta yang secara langsung memiliki nilai investasi dan output yang besar sehingga dapat mendorong meningkatkanya pendapatan masyarakat (Raharjo, 2006). Penanaman modal adalah langkah awal kegiatan pembangunan yang merupakan salah satu kegiatan strategis untuk memacu pembanguanan dan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, atau marak lesunya pembangunan (Dumary,1996). Investasi merupakan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2006 :121). Faktor utama yang menentukan tingkat investasi yaitu : tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, tingkat suku bunga, ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah (Sukirno,2006:122). Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan,akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari (Sayekti, 2011). Menurut Zaris (1987) investasi swasta sangat berperan penting dalam pola pembangunan daerah dalam mengembangkan sektor-sektor yang ada di suatu daerah tertentu. E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015 565 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), mengindikasikan besarnyapenduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah, TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja, indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokantenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang danjasa dalam suatu perekonomian (Lasmini, Sahib,2012). Jumlah penduduk yang cukup dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki skill akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tertentu. Dari jumlah penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia, pada akhirnya akan mampu meningkatkan produksi output di suatu daerah (Rustiono, 2008). Berikut data tingkat partisipasi angkatan kerja yang dilihat dari kondisi ketenagakerjaan kabupaten/kota di Provinsi Bali yang di sajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Bali Kabupaten Kota Periode 2008-2012 (%) Kabupaten/kota Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Jembrana 74,7 72,32 73,33 77,65 78.16 Tabanan 76,8 76,05 75,65 77,44 80.10 Badung 75,6 75,47 76,65 76,38 75.94 Gianyar 77,7 79,38 77,16 75,35 74.50 Klungkung 80,9 79,90 83,31 75,69 76.01 Bangli 84,4 82,41 84,15 78,98 88.19 Karangasem 85,8 83,12 80,92 76,65 83.29 Buleleng 77,3 80,15 76,21 76,10 77.75 Denpasar 74,1 74,01 76,41 75,88 70.48 Bali 77,9 77,82 77,38 76,45 76.97 Sumber : BPS Provinsi Bali,2013 Tingkat partisipasi angkatan kerja setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali mengalami fluktuasi dan memiliki perbedaan yang sangat signifikan dilihat dari 5 tahun terakhir ini. Seperti Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 566 tahun 2012 presentase tertinggi terjadi pada Kabupaten Bangli sebesar 88,19 persen dan presentase terendah terjadi pada Kota Denpasar sebesar 70,48 persen yang dilihat dari kondisi ketenagakerjaan kabupaten/kota di Provinsi Bali periode 2008-2012. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1). Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota di Provinsi Bali. 2). Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan kenaga kerja secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota di Provinsi Bali.3). Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota di Provinsi Bali.

METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan pada kabupaten/ kota di Provinsi Bali. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/ kota di Provinsi Bali. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang dapat diukur dengan satuan hitung (Sugiyono, 2007:13). Data kuantitatif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi swasta dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/ kota di Provinsi Bali. Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2007:129) data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain atau lewat dokumen. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalahobservasi non partisipanyaitu teknik pengumpulan data dengan observasi/pengamatan dimana peneliti tidak E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015 567 terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,2007:139). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, mempelajari uraian-uraian dari buku-buku, skripsi, artikel, serta melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali melalui data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali untuk mengukur variabel yang akan dipergunakan sebagai sampel dalam penelitian. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan uji simultan (F-test) dan uji parsial (t-test) untuk mengetahui pengaruh antar variabel.Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.Penelitian ini dilakukan pada kabupaten/kota di Provinsi Bali dengan menggunakan data panel selama 5 tahun pada 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali sehingga menghasilkan 45 ( empat puluh lima) observasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif, yaitu analisis yang bersifat objektif dengan berdasarkan pada data yang berupa angka-angka. Alat Analisis yang digunakan yaitu analisis linier berganda. Adapun persamaan regresi yang dibentuk adalah sebagai berikut : Y = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + €i.................................................................. (1) Keterangan: Y = Pertumbuhan Ekonomi X1 = Pengeluaran Pemerintah X2 = Investasi Swasta X3 = Tenaga Kerja β0 = Konstanta β1 – β3 = Koefisien regresi €i = error term i = cross section

HASIL DAN PEMBAHASAN
 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 568 Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yaitu Pulau Bali sebagai pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan (terletak disekitar kaki Pulau Bali) dan Pulau Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali (Profil Provinsi Bali, 2004).Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni dan kebudayaan. Provinsi Bali memiliki luas wilayah yang secara keseluruhan sebesar 5.636,66 km2 atau 0,29 persen dari luas kepulauan Indonesia, terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota, yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng dan Kota Denpasar. Kesembilan kabupaten/kota tersebut, Kabupaten Buleleng memiliki luas terbesar 1356,88 km2 atau 24,23 persen, dari luas Provinsi Bali diikuti oleh Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem kemudian Kabupaten Tabanan. 1) Analisis Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel pengeluaran pemerintah (X1), investasi swasta (X2), dan tenaga kerja (X3) terhadap pertumbuhan ekonmi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012. Setelah dianalisis menggunakan SPSS maka persamaan regresi sebagai berikut : Yit = 2,241 + 9,188X1it + 6,585X2it + 0,030X3it SE = (0,000) (0,000) (0,14) thitung = (2,303) (2,222) (2,177) Sig = (0,026) (0,032) (0,035) R2 = 0,610 Fhitung= 23,951 Sig = 0,000 E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015 569 2). Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini memperoleh hasil temuan bahwa variabel – variabel penelitian telah memenuhi syarat normalitas setelah diuji dengan program SPSS for Windows. Uji normalitas bertujuan untuk menguji residual dari model regresi yang dibuat apakah berdistribusi normal atau tidak (Suyana Utama, 2009:11). Cara mendeteksi normalitas tersebut adalah dengan mengunakan Kolmogorow-Smirnov. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) < level of significant (α = 5%) (ghozali, 2011 : 160). Hasil perhitungan berdasarkan hasil uji normalitas dengan model kolmogorow-Smirnov dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0.964 dimana dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal karena Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05. Hasil Uji Multikolinearitas Pada uji multikolinearitas terlihat hasil tidak terjadi gejala multikolinearitasantarvariabelindependen dalammodelregresitersebutkarena nilai dari tolerance dan VIFmasing-masingmenunjukkan nilai tolerance yang dimilikiseluruh variabel bebas lebih besar dari 0,10 dannilaiVIFyangdihasilkan kurang dari 10. Berdasarkan hasil olahan SPSS didapat nilai Tolerance untuk masing-masing variabel yaitu (X1) sebesar 0,270, investasi swasta (X2) sebesar 0,265, dan tenaga kerja (X3) sebesar 0,956 ketiga nilai tersebut menunjukkkan hasil Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 570 tidak lebih dari 10 persensehingga dapat disimpulkan tidak ada gejala multikolinieritasdalam model regresi tersebut. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi adanya korelasi antara data pada masa sebelumnya (t-1) dengan data sesudahnya (t1). Model uji yang baik adalah terbebas autokorelasi. Deteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel penjelas. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa du (1,67) < d (1,740) < 4-du (2,33), ini berarti Ho diterima yaitutidak ada autokolerasi baik autokolerasi positif maupun negatif. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas didapatkan hasil bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas model regresi dalam penelitian ini karenaseluruh nilai signifikansi yang diperoleh dari pengujian dengan metode Glejser diperoleh nilai α lebih dari 0,05 terhadap absolute residual (Abs_Res) secaraparsial, sehingga layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis SPSS dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih besar daripada nilai level of significant (0,05), dimana nilai tersebut berdasarkan masing-masing variabel adalah pengeluaran pemerintah (X1) sebesar 0,272, investasi swasta (X2) sebesar 0,731, dan tenaga kerja (X3) sebesar 0,136. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015 571 Uji F ( Simultan) Nilai F hitung (23,951) > F tabel (2,83) maka Ho ditolak, berarti pengeluaran pemerintah (X1), investasi swasta (X2), dan tenaga kerja (X3) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012.Nilai R2= 0,610 ini berarti bahwa 61,0 persen pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh variabel pengeluaran pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja sedangkan sisanya sebesar 39,0 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Uji t ( Parsial ) Pada Uji t variabel pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomimendapatkan thitung= 2,303>ttabel= 1,683Ho ditolak yang berarti pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahab,Lasmini (2012) tentang pengaruh inflasi, jumlah tenaga kerja danpengeluaran pemerintah terhadap petumbuhan ekonomi Bali, bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali periode 1998 – 2010.Meningkatnya pertumbuhan ekonomi merupakanindikasi timbulnya suatu perekonomian yang akan menambah penerimaan.Menurut Susanti (2000), pengeluaran pemerintah akan meningkat seiringdengan peningkatan kegiatan perekonomian suatu negara. Kaidah ini dikenaldengan hukum Wagner, yaitu adanya korelasi positif antara pengeluaranpemerintah dengan tingkat pendapatan nasional, sehingga hipotesis yangmenyatakan bahwa pengeluaran pemerintah secara parsial berpengaruhsignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Bali adalah terbukti pada tingkat keyakinan 95 persen. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 572 Investasi swasta berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadappertumbuhan ekonomi (Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012 dengan mendapatkan hasil thitung 2,222 >t tabel= 1,683 yang berarti Ho ditolak. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukanSayekti Suindyah D (2011) yang berjudul Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timuryaitu dari hasil analisis ini menunjukkan sebenarnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur itu masih sangat tergantung dari besarnya jumlah investasi dari swasta atau asing yang masuk ke Jawa Timur , karena dengan semakin meningkatnya jumlah PMA yang masuk ke Jawa Timur ini berarti dapat digunakan sebagai modal untuk menggerakkan perekonomian di Jawa Timur. Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi(Y) kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012dengan mendapatkan hasil thitung = 2,177 > t tabel = 1,683 yang berarti Ho ditolak. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sayekti Suindyah D (2011) yang berjudul Pengaruh investasi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur yaitufaktor produksi manusia sifatnya berubah-ubah. Nilai tenaga kerja yang dicerminkan dengan upah sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia tersebut.Semakin tinggi kualitas tenaga kerja tersebut, maka makin tinggi pula upah yang diterima, dan sebaliknya jika kualitas tenaga kerja tersebut rendah, maka tingkat upah yang diterima juga rendah.

SIMPULAN DAN SARAN
 Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini : 1) Pengeluaran pemerintah (X1), investasi swasta (X2), dan tenaga kerja (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012. E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol. 4, No. 5, Mei 2015 573 2) Dari hasil uji secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel pengeluaran pemerintah (X1), Investasi swasta (X2) dan Tenaga Kerja (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadappertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012. 3) Variabel pengeluaran pemerintah merupakan variabel yang berpengaruh dominan dibandingkan dengan investasi swasta dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012 dengan nilai beta tertinggi yaitu 0,417 SARAN Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan maka dapat diajukan saran sebagai berikut:Diharapkan Pemerintah Daerah secara bijaksana dalam mengalokasikan pengeluaran pemerintah agar terciptanya pemerataan baik dalam pembangunan infrastruktur setiap daerah maupun fasilitas-fasilitas publik seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan sehingga terciptanya kesejahteraan masyarakat yang merupakan tujuan dari pembangunan dan Pemerintah Daerah diharapkan mampu mengontrol dan mengalokasikan investasi (investasi swasta maupun investasi pemerintah) secara merata untuk mendorong perkembangan sektor-sektor produktif pada masing-masing daerah, perkembangan sektor-sektor ini akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga mampu mengatasi masalah pengangguran, disamping itu diharapkan melalui perkembangan sektor-sektor tersebut akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada masing-masing daerah. REFERENSI Adi Raharjo. 2006. Pengaruh Pengeluaran Pemerinah,Inestasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Tesis. Magister Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Investasi…. [Gusti Ayu Putu Arvi Veteriyanthi, I Nengah Kartika] 574 Akai, Nobvo and Masayo Sakata. 2002. Fiscal Decentralization Contributes to Economics Grotwh: Evidence From State Level Cross Section Data to The United States. Journal Of Urban Economics. 52.PP93-108. Amstrong, Harvey and Jim Taylor. 1993. Regional Economics and Policy. Journal International.Prentice hall international Inc. Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia Jakarta.BPS. Dedi Rustiono. 2008. Analisis Pengaruh Investasi,Tenaga kerja, dan Pengeluaran Pemeerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah.Tesis.Univeersitas Diponegoro. Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Cetakan ketiga.Penerbit Erlangga. Jakarta. Hendrin H.Sawitri.2006.Dampak Defisit Anggaran Terhadap Pertumb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar